Rabu, 13 April 2011

SHALAWAT MUHAMMAD




Muhammadku Sayyidku
Engkau terus menerus lahir dalam jiwaku
Muhammadku pengasuhku
Yang mengajarkan kebaikan kepada kami semua
Terimalah nyanyian syukur dan hutang budiku.....
(musik fluite)
Shalatullah................salamullah..............
Alaa thahaa.............rasululillah...............
Shalatullah............. salamullah..............
Alaa yasin..............habibillah...................

Tawassalna............. bibismillah..............
Wabilhadii............. rasulillah.................
Wakulli mujahidillillah...........
Bi ahlil badri............. ya Allah...........
(denting piano)
Nun jauh di sana, di Roma, tatkala hening
meranggas di istana yang megah, dan satwa-satwa
malam sedang menyelenggarakan konser rutin di
semak-semak kebun yang rimbun dan basah, tiba-tiba
sang kaisar terjaga dengan wajah kutu bersimbah
peluh lalu memanggil-manggil juru takwil mimpi yang
tak lagi diingat namanya. Dengan tergopoh-gopoh,
sang penakwil berlari menghadap juragannya yang
terbujur lunglai di atas ranjangnya. “Hai,” teriaknya
membahana. “Dalam tidurku kulihat kerajaan Romawi
tumbang dan istananya runtuh lalu berubah menjadi
tumpukan puing yang betapa mengerikan,” tanyanya
tersengal-sengal. Penakwil tua itu menundukkan
kepala sambil berbisik: “Baginda, telah terlahir bayi di
Arabia bernama MUHAMMAD’.

Di lorong Salam yang tenang, di sepetak bangunan yang
 remang
di bilik sempit yang temarang, di kampung Tihamah
yang lengang
di jantung Bakkah yang gersang, di persada Jazirah
 yang kerontang…
sinar misterius menghunjam persada dan membedah
malam pertengahan Rabi’ul awwal, sebuah jeritan
bayi malakuti melambung dan mengoyak angkasa
Ummul-Qura


gemerincing lampu-lampu kristal istana Khosro Parwiz
mengisyaratkan sebuah peristiwa
…dentang-dentang lonceng raksasa gereja Roma
mengumandangkan sebuah warta
…debam-debam gajah-gajah Abrahah yang berjatuhan
beradu bagai genderang laga
…kelepak sayap merpati di atas Mekkah yang menari
bersusulan laksana rebana pesta
lalu terdengar kumandang …
selamat menggigil, cukong-cukong tamak…
selamat berhamburan, tuhan-tuhan bertulang…
selamat berjatuhan, raja-raja jorok…
selamat ketakutan, seniman-seniman cabul di pasar
ukaz,
selamat bangkrut, saudagar-saudagar budak
berpestalah, hai kuli-kuli gratis juragan-juragan Quraisy
bergembiralah, hai kaum buruh di ladang Umayyah
kumandangkan lagu kemerdekaan
gelarlah permadani merah demi menyambut
 MUHAMMAD!

( wa qul jaa al khaqqu wa zahaqal bathilu,innal bathila kaana zahuuqaa…)
Apabila telah datang kebenaran, maka yang bathil akan musnah, akan tumbang, akan hilang

Yaa…nabi…. Salam alaika….
Yaa rasull…… salam alaik…………..
Ya habib….. salam alaika………
Shalawatullah………….alaik…………..

( Innallaha wa malaaikaahu yushalluna alan nabi…
Yaa.. ayyuhallazdina amanuu..
Shallu.. alaihi wa shallimuu  taslimaa…)


 

Yaa…nabi…. Salam alaika….
                                                  Yaa rasull…… salam alaik…………..               8x
Ya habib….. salam alaika………
Shalawatullah………….alaik…………..

            Mentari menyingsing dan menyongsong,
purnama menyeruak dan menyapa,
gemintang berkilau dan menyambut,
pelangi berhias dan mendaulat
Ka’bah menyala dan mengucapkan ’selamat datang’
’selamat lahir’
kepada debur ombak rabbani yang bergulung
menghempas buih syaitani
kepada desah nafas subuh yang berhembus lembut
 segarkan pori-pori fitrah
kepada rinai-rinai iman yang berguguran
 membilas sahara Hijaz
kepada sepoi-sepoi sejuk yang meniup pucuk
dedaunan korma
kepada simponi tangkai zaitun yang bergesekan
 laksana biola
kepada mawa api tauhid yang menjilat gelap syirik
kepada untaian syair ilahi yang abadi
kepada rangkaian firman yang suci
kepada penguasa altar malakut
yang menghadirkan gelegar dahsyat di lelangit
kepada kuasa Musa, kasih Yesus, damai Budha,
hikmah Socrates, logika Aristoteles, ide Plato,
aura Zoroaster dan wibawa Lao Tse
kepada pemuka para kohen, santo dan imam
kepada utusan Sang Khuda,
duta Sang Theos, pewarta Sang Hyang dan Rasul Allah
kepada Sang Rahmat
kepada dia yang bernama
 MUHAMMAD!

Bertapa dalam gua gelap Tsur
bersemedi dalam lembah Hira
menggigil dalam kesendirian lereng Arafah
menggelinjang dalam asmara Lahut
menggigil dalam pelukan Sang Jalal
mengerang dalam kehangatan Sang Jamal
bergejolak dalam pesta malaikat
menanggalkan busana raga
hilang dalam Ada
kembali memasuki nasut
dilumuri kotoran onta di Haram
dilempar bebatuan bocah-bocah Thaif
bermandikan darah di Uhud
bersenda jenaka di hadapan yatim
menghibur para janda syuhada
berhari raya dengan gelandangan
bergaul dengan kaum cacat dan kusta
bersukacita didatangi tamu tuna netra
berjalan menunduk di keramaian
mencium tangan pekerja kasar
pemaaf kala berkuasa
membantu sebelum diminta
berbalik tubuh bila diseru
menegur tanpa menunggu
bermurah dengan senyum
menggali parit dan sumur
tidur dengan bantal batu
menawarkan jasa tenaga kerja
keluar masuk pasar
dan berseru akulah Sang Utusan
akulah MUHAMMAD

(musik)

Shalatullah................salamullah..............
Alaa thahaa.............rasululillah...............
Shalatullah............. salamullah..............
Alaa yasin..............habibillah...................

Tawassalna............. bibismillah..............
Wabilhadii............. rasulillah.................
Wakulli mujahidillillah...........
Bi ahlil badri............. ya Allah...........

Shalatullah salamullah
Alaa thaha rasulillah
Shalatullah salamulla
Ala yasin habibillah

Tawassalna bibismillah
Wabil hadii rasulillah
Wakulli mujahidillillah
Bi ahlil badri ya allah... **  (jamak)

Intro ke shalawat Mandar

Shalatullah...........shalamullah....
Alaa thaha........... Rasulillah.....
Shalatullah....... salamullah.....
Ala yasin........... habibillah........
jamak
Shalatullah shalamullah....
Alaa thaha Rasulillah.....
Shalatullah salamullah.....
Ala yasin habibillah........

Tawassalna bibismillah
Wabil hadii rasulillah
Wakulli mujahidillillah
Bi ahlil badri ya allah 3X

Wakulli mujahidillillah..............
Bi ahlil ... badri.... yaa... Allah.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar